Hati-hati Jika Menyikapi Kekalahan Jagoan Pilgub Sumut, Jika Tak Bisa Begini

TexasPokerQQ


Hati-hati Dalam Menyikapi 

Medan - Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumut di Medan telah tuntas di bilik suara Tempat Pemungutan Suara (TPS), kemarin (27/6/2018). Paslon nomor urut 1 Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah telah dimenangkan lewat penghitungan cepat lembaga survei dibanding musuhnya paslon nomor urut 2 Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.

namun demikian, hasil resmi akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut. Bagi para pendukung pasangan calon (paslon) diharapkan lebih bijak menyikapi kemenangan terutama kekalahan jagoannya. Sebab, jika tidak hati-hati dalam menyikapi kekalahan, maka seseorang akan mengalami fase duka cita.

“Sebagaimana yang dijelaskan oleh Elisabeth Kubler Rőss. Tahap awal, banyak yang mengalami fase denial (penyangkalan) dengan beranggapan bahwa tidak mungkin jagoannya akan kalah. Mereka beranggapan bahwa karena mereka memilih pasangan tersebut dan di lingkungan tempat tinggalnya kebetulan pasangan calon tersebut menang, maka hal ini dapat memperparah fase penyangkalan ini. Semakin besar pengharapan terhadap calon maka semakin besar fase penyangkalan ini,” ujar Psikolog dari Universitas Medan Area (UMA), Irna Minauli, Kamis (28/6/2018).

Fase kedua, lanjutnya adalah kemarahan (anger). “Mereka merasa dicurangi atau diperlakukan dengan tidak adil sehingga menyebabkan kekalahan. Pada fase kemarahan ini mereka mungkin akan marah pada pihak penyelenggara (misalnya KPU) atau pihak lawan yang dianggap curang,” ungkapnya.

Selanjutnya, fase ketiga, para pendukung paslon mungkin akan masuk pada fase tawar menawar (bargaining), dengan mengajukan sejumlah penawaran agar pilihannya dapat menang.

“Fase keempat, mereka dapat mengalami depresi yaitu perasaan murung dan sedih. Dari fase depresi ini biasanya akan kembali ke fase sebelumnya yaitu kembali melakukan penyangkalan, tidak terima kekalahan kemudian marah dan depresi,” jelasnya.

Nah, jika pada sampai pada tahap depresi ini, kata Irna perlu penanganan yang baik. “Jika tidak ditangani dengan baik, tidak mengherankan jika banyak yang kemudian mengalami gangguan jiwa,” katanya.

Solusinya, menurut Irna bisa melalui pendekatan agama yang dapat mempercepat pencapaian fase terakhir yaitu fase penerimaan (acceptance). “Semoga kita semua dapat menyikapi pesta demokrasi ini dengan baik sehingga terhindar dari hal buruk yang tidak diharapkan,” ujarnya.

Komentar

Postingan Populer